Program Tanning di Lautan Kebanggan Lampung Selatan
Sebuku-Umang Umang-Sebesi dan Sekitarnya
![]() |
Program tanning di tahun 2017? DONE! |
Dalam
postingan kali ini, saya akan share pengalaman trip tahun 2017 ke salah satu
lokasi yang cukup banyak membuat teman-teman kaget, yaitu berkunjung ke salah
satu gunung merapi yang masih aktif di Indonesia, yaitu gunung Anak Krakatau, dan kawasan sekitarnya. Karena cerita yang ingin saya share cukup panjang (atau lebih tepatnya saya hobi cerita panjang lebar 😆), maka cerita ini saya bagi menjadi dua (link cerita kedua disediakan di akhir postingan ini).
Mengunjungi Anak Krakatau bukanlah hal yang perlu dibuat ‘WAH’ hingga membuat bertanya-tanya perihal keamanannya. Apa bedanya mendaki Anak Krakatau dan mendaki Semeru dan Papandayan? Sama-sama merupakan gunung merapi yang masih aktif. Toh sebelum memutuskan mendaki, para wisatawan pasti mendapat arahan apakah kondisi gunung bisa didaki atau tidak.
Mengunjungi Anak Krakatau bukanlah hal yang perlu dibuat ‘WAH’ hingga membuat bertanya-tanya perihal keamanannya. Apa bedanya mendaki Anak Krakatau dan mendaki Semeru dan Papandayan? Sama-sama merupakan gunung merapi yang masih aktif. Toh sebelum memutuskan mendaki, para wisatawan pasti mendapat arahan apakah kondisi gunung bisa didaki atau tidak.
Baiklah, skip
soal itu. Mari lanjutkan trip saya kali ini. Mendaki Anak Krakatau tidak
seperti mendaki gunung kebanyakan, karena disini kalian tidak membangun tenda
untuk beristirahat. Pendakian pun hanya dilakukan seperempat hari yang mencakup
mendaki, menikmati pemandangan termasuk selfie
dan haha hihi bareng rekan trip
atau pacar bagi yang membawa 😤😤😤😤😤
dan turun kembali ke kapal. Sebelumnya, saya sempat membaca beberapa blog mereka yang kemping/bermalam di
kaki gunung Anak Krakatau, tapi saat ini saya jarang menemukan open trip ke Anak Krakatau yang
menginapnya di kaki gunung Anak Krakatau. Mayoritas trip menginap di homestay yang
ada di Pulau Sebesi. Ya bebaslah, kalian mau pulang-pergi tanpa menginap di
pulau dekat Anak Krakatau juga boleh. Cape
wehhh nu aya.
Tidak
seperti tahun lalu saat trip kami ke tiga negara (yang postingannya baru akan saya buat 😑) dimana kami melakukan trip tanpa travel agent (menggunakan jasa travel
agent hanya ketika mengunjungi Kepulauan Phang Nga dan Kepulauan Phi Phi), trip kali ini saya dan beberapa rekan trip, yang tergabung dalam
perkumpulan Duta Bangsa 💋💋💋, ikut open trip yang diselenggarakan oleh
Rhino Adventure (IG: @rhino_adventure). Open
trip berbeda dengan private trip ya, siapa saja bisa ikut open trip, jadi kalian akan bertemu
banyak orang tak dikenal. Itulah mengapa harga trip nya sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp. 375.000/orang exclude alat snorkeling. Jika kalian melakukan private trip, entah berapa berapa
biaya yang harus kalian keluarkan. Sewa kapal untuk islands hopping, penginapan, makan, tour leader, dan lainnya. Situ tajir? Cussss private trip.
Sebagai
gambaran, berikut skema alur trip
kali ini:
Merak
>> Bakauheni >> Dermaga Canti >> Pulau Sebuku >>
Snorkeling tengah laut >> Check In di
Pulau Sebesi >> Foto-foto cantik di Pulau Umang-Umang >> Balik
Istirahat ke Sebesi >> (Besoknya) trekking di Gunung Anak Krakatau >>
ke Laguna Cabae-Cabean alias Lagoon Cabe
untuk snorkeling 😏 >> Balik
istirahat ke Sebuku >> Caw pulang
ke Dermaga Canti >> Bakauheni >> Merak >> Sayonara bhaabay kenangan bagi yang punyaa
Trip dimulai tanggal 4 Agustus 2017
dengan berkumpul di meeting point dekat
loket pembelian tiket pelabuhan Merak. Seluruh peserta trip diharuskan berkumpul di sini maksimal pukul 23.30, walau
pelaksaaannya ternyata mayoritas mulai berkumpul pukul 24.00, bahkan lebih.
Kebetulan saya
berangkat dari rumah pukul tiga sore untuk menjemput teman. Kita udah nge-AW, udah
nge-Kei-Ef-Si, udah nonton bioskop sambil bawa tas segede karung beras dan gak bisa dititipkan, udah
keliling mall, udah nangkring di warung nasi Padang, udah bulak-balik alfamart buat jajan minuman yang akhirnya harus bulak balik toilet karena beser,
udah sempet mau dicomblangin sama orang kapal waktu ngobrol sama emak-emak
pedagang kopi, set dahhhh, padahal si
gue sibuk baca novel. Gara-gara Dian iniiiiii….. Tapi tetep aja peserta trip belum kumpul 😑😑😑😑😑
Mau tau kami beragkat pukul berapa? Sekitar pukul 1.30-an dini hari (tanggal 5 Agustus). Zuarraaaa yaaa gegelebugan di kapal tengah malem.
Mau tau kami beragkat pukul berapa? Sekitar pukul 1.30-an dini hari (tanggal 5 Agustus). Zuarraaaa yaaa gegelebugan di kapal tengah malem.
Perjalanan Merak >>>> Bakauheni kurang lebih memakan waktu 2 jam. Yang membuat lama itu waktu yang dibutuhkan kapal untuk bersandar.
Pukul 6 kami melanjut perjalanan menuju Dermaga Canti via
jalur darat menggunakan angkot. YESSS. You are not mistaken when reading the
word “angkot”. Agak syookk sih.. Eh biasa sihhh, 4 tahun jadi angkoter di
Bandung. Cuma ngantuk berat aja gituh, kalau naik city car biasa kan bisa nyender. Ya gak
apa-apa sih. Jangan lupa, siapkan mental untuk ngangkot selama 1-1.5 jam menuju Canti
yang alhamdulillah si pak sopir nyetirnya kayak kebelet pup setelah sembelit
satu minggu. Terbang loohh 🚀🚀🚀
Sesampainya di Canti, kamipun sarapan (yang gak di cover travel nya, tapi tenang, makan
selanjutnya sampai kalian pulang itu masuk ke dalam baiya 375K tadi. Kecuali
kalian jajan yaaaa. Siap-siap ngeluarin banyak uang, sampai es batu aja bayar
dua rebu). Jangan lupa ganti pakaian untuk snorkeling bagi yang niat nyemplung liat-liat batu karang.
Berangkaaaaaatttttttttt 🚤🚤🚤
Seperti skema rute yang telah saya kasih di atas, tujuan selanjutnya yaitu menuju Pulau Sebuku Kecil. Yeay!
Situasi di dalam kapal/bawah (Foto : Odon) |
Situasi di atas kapal, nah saya nangkring di atas kapal bagian tengah. Buat yang mabuk laut, saya sarankan duduk di atap, dengan catatan, PANAS 🌞🌞🌞 Tapi toh kita mau panas-panasan, kan?
Siap-siap bawa minyak angin / tolak angin / atau antimo ya 😏
Setelah 2-2.5 jam terombang-ambing di atas kapal, sampailah kami di pulau Sebuku. Sebenarnya di Sebuku itu kami hanya akan dibagikan alat snorkeling (sambil sightseeing sebentar saja). Tapi tahukah kalian apa yang kami satu team lakukan?
Pulau Sebuku
Maaf SPAM😎
👇👇👇👇👇👇👇👇
Pulau Sebuku Kecil
Karena
team Rhino heboh sendiri kesana kemari mengexplore Sebuku, sedangkan yang lain
sibuk bagi-bagi alat snorkeling kemudian
kembali ke kapal (ini yang membuat kami yang ada di atas atap kemudian riweuh nyariin alat snorkeling dan berujung mabok laut, nanti setelah ini ada
penjelasan hhe). Intinya semua peserta sudah naik, tinggal kami team Rhino yang
lari-lari menuju ke kapal . Iyalah, ngapain ke Sebuku kalau cuma haha-hihi sebentar lalu ambil alat 😝😝😝😝😝😝😝
Kamipun melanjutkan perjalanan ke tengah laut untuk
snorkeling. Jaraknya cukup dekat kok,
gak sampai buat kami ketiduran di kapal.
Setelah sampai lokasi, satu persatu peserta yang
sudah mendapat alat snorkeling pun
akhirnya nyemplung.Tinggallah kami-kami yang tadi bersantai di Sebuku mulai riweuh mencari jatah alat. Bagi yang
duduk di bawah mungkin fine-fine aja. Karena memang alat ada di bawah, bisa langsung diambil. Bagi kami yang di
atas (yang ternyata hanya saya dan Dian 😭😴😒😑) pusing nyari alat. Yang
paling menyebalkan yaitu gelombang laut yang lumayan semangat-semangatnya
menerjang kapal, ditambah pergerakan para peserta satu persatu nyemplung,
akhirnya kita mabok. HAHAHAHAHAHA. Akhirnya saya hanya sanggup snorkeling kurang dari 20 menit, lalu
naik, lalu mabok lagi. Thank’s to Tiara and the gank yang udah bantu. 💋💋💋 Ternyata mabuk laut itu seperti ini. But
that’s ok lah. Saya cukup terhibur ketika lagi seliweran di air, tiba-tiba tak sengaja ada yang memfoto dari
jarak jauh . Kayak ini niihhh
Mabuk laut + arus laut cukup kencang >> OLENG. Untung ada tali penghubung antar kapal satu dengan kapal sebelahnya. Seliwerannya deket tali 😂 Nuhun mas Dhanang utk fotonya! |
Karena
memang lagi mabok tadi, ditambah arus yang cukup kencang sehingga pemandangan underwaternya tidak terlihat,
sudahlah saya naik dan melanjutkan drama mabuknya di atap kapal. Untungnya kapal tidak lama lagi berangkat. Kapal pun bertolak menuju Pulau Sebesi.
⛱ ⛱ ⛱ Pulau Sebesi ⛱ ⛱ ⛱
FYI, Pulau Sebesi merupakan salah satu sumber pisang. Pisang-pisang hasil Pulau Sebesi ini sering didistribusikan ke Lampung (Foto: Odon) |
Foto: Odon |
![]() |
Hamocking, guys! Pinjem punya orang 😁 (Foto: Putri) |
![]() |
Gak ngerti deh ini lagi ngapain (Foto: Putri) |
Di Pulau Sebesi inilah nantinya akan menjadi tempat kami menginap.
Perlu diketahui oleh teman-teman, pada Agustus 2017, listrik di Sebesi sangat
terbatas (bagi kami yang alhamdulillah diberi listrik berlebih, non stop 24 jam). Disini listrik
hanya ada pukul 6 malam hingga 6 pagi #CMIIW . Oleh karena itu teman-teman yang
ingin ke sini sebaiknya menyiapkan : terminal listrik supaya bisa charge hp & gak rebutan + power bank. Gak mau kan lagi
asik-asiknya snapgram OOTD ala-ala VITAMIN
SEA, eh tiba-tiba hp lobet 😶
Apakah perjalanan hari ini sudah selesai? Tentu
belum! Masih ada pulau lain yang harus di explore
katanya. Pulau Umang-Umang namanya. Pulau ini masuk dalam satu paket
liburan Gunung Anak Krakatau. Saya dan beberapa peserta team Rhino memutuskan
untuk tidak turun dari kapal karena males basah-basahan lagi. Saran nih, kalian
bisa cobain turun karena view nya
yaaa lumayan kalau kalian belum pernah ke Pulau Gili. Ada ayunan ala-ala Gili.
Tapi siap-siap basah yaaa.
🚤🚤Pulau Umang-Umang 🚤🚤
![]() |
Team Gak Mau Basah Lagi, ikhlas memandang Pulau Umang-Umang dari atas kapal 😜 |
![]() |
Senja di Pulau Umang-Umang. Difotoin Mas Dhanang |
Beres bersunset ria yang kejauhan sunset nya (better stay di Sebesi kalau kalian ingin lihat sunset yang bagus, menurut Mas Wasis yang pamer foto sunset nya 😐 Kembalilah kami yang dikapal ini ke Sebesi dan beristirahat untuk mempersiapkan trekking esok hari (dapat dipastikan, yang namanya trip, mustahal tidur cepat, ini saya loh yaaaaa).
⛵⛵⛵⛵⛵⛵⛵⛵⛵
Eksotisme Pasir Hitam Gunung Anak Krakatau II >>>>
No comments:
Post a Comment