Eksotisme Pasir Hitam
Gunung Anak Krakatau 🌋🌋🌋
Sunrise Hunting, Trekking Anak Krakatau & Exploreing Lagoon Cabe
Baca bagian 1 di >>
Hari ini yang saya tunggu-tunggu dari trip gunung Anak Krakatau, yaitu trekking ke gunung Anak Krakatau (judul
paket trip nya aja trip gunung Anak Krakatau 😏).
Seperti yang
telah saya bahas di postingan pertama, trekking
ke Anak Krakatau itu tidak seperti trekking
ke gunung-gunung pada umumnya yang sering dilakukan pendaki. Hal ini disebabkan
tinggi gunung yang cukup rendah, berdasarkan beberapa sumber yaitu sekitar 250
meter sajaaa (di bulan Agustus 2017). Entah jika kalian membaca blog ini di tahun 2050, saya gak jamin
ketinggiannya masih sama karena gunung ini masih aktif mengeluarkan
materi-materi padat dari dalam perut gunung, walhasil semakin lama gunung ini akan
semakin tinggi.
Di rundown acara,
seharusnya dihari ketiga (6 Agustus) kita berangkat ke Anak Krakatau pukul 2.30
atau 3 pagi (kurang lebih). Hal ini karena kita berniat untuk melihat proses
matahari terbit (YAY!!!!!! 😝). Rencana hanya menjadi untaian kata yang dipenuhi
angka, pelaksanaannya kita berangkat pukul 4 lebih. Gimana mau berangkat pagi,
banyak yang telat tidur. Padahal udah bangun pukul 3 pagi dan langsung siap-siap,
sampe gedor kamar abang tour leader
supaya cepat bangunin yang lain.Tetap wehhhhh 😫
Berangkaaaattt 🚣🚣🚣🚣🚣
Pagi-pagi
gini para wanita yang biasa memilih duduk di atap, tidak diperkenankan duduk di atap, khawatir nyemplung dan
gak ketahuan kan berabe.
Ada yang nangkring depan kapal 😂
30 menit......
60 menit........
1.5 jam..........
2 jam.........
Setelah digoyang ombak yang cukup (lebih tepatnya SANGAT) dahsyat, akhirnya sampai juga di kawasan gunung Anak Krakatau. Mungkin karena malam, air masih pasang, sehingga ombak pun cukup kencang. Btw, patah hati gak bisa lihat proses sunrise, cuma bisa mengintip dari jendela. Padahal menikmati proses sunrise dan sunset dari awal sampai akhir itu hal yang paling dinanti-nanti dalam setiap trip saya 💔💔💔
![]() |
Mataharinya udah di atas awan 😐 (Lokasi foto : di pantai pulau Anak Krakatau) |
Setelah sarapan pagi, kamipun mulai trekking gunung Anak Krakatau 💃💃💃
Eh salah,
kita foto-foto dulu sih lebih tepatnya. Biasa, team Rhino memang tidak ingin
melewatkan momen foto disetiap perjalanan.
![]() |
Awalnya hanya team Rhino aja yang foto, lama-lama semuanya ingin ikut foto 😂 |
Gunung Anak Krakatau ini cukup unik (bagi saya),
tidak seperti gunung lain yang pernah saya kunjungi, material gunungnya tidak
seperti gunung yang lain. Materialnya yaitu berupa pasir hitam (atau tanah? Tapi
da sanes tanah). Saya sebut pasir
karena memang penampakan dan sifatnya seperti pasir. Licin juga saat mulai trekking. Kalian pernah jalan di
gundukan pasir? Nah seperti itulah rasanya. Karena arah trekking nya ke atas, cukup sulit bagi saya karena sepatu yang saya
pakai bukan sepatu khusus berjalan di pasir / tanah licin. Gak sedikit dari
rekan saya yang mencopot sepatunya supaya lebih mudah dalam mendaki. Ada hal
lucu ketika trekking (kejadiannya saat turun, bukan naik) ketika ada segerombol
orang berkaos KOMUNITAS SENDAL JEPIT, tapi ketika saya lihat kaki-kaki mereka
ternyata banyak berbalut sepatu, bukan sandal jepit. Ketika ditanya, ternyata sandal
mereka banyak yang putus ketika dipakai naik gunung 😂😂😂
Pasir-pasir hitam di sini. Kaki kalian bisa tenggelam masuk ke dalam pasirnya 😁 |
DUTA BANGSA 😝😝😝 |
👆👆👆
Sampai jugaaaa!!!!
Yay! Pinjem bendera orang 😜😜😜 |
Kami cukup lama menikmati suasana di puncak gunung Anak Krakatau. Rekam sudut sana, rekam sisi sini, selfie di deket jurang, wefie dengan pemandangan laut, alhamdulillah happy!
Setelah muka garing karena kebanyakan foto, balik deh kita. Btw, jalan trekking pulang menuju tempat awal tidak melalui jalur penanjakkan karena terlalu curam. Kami jalan menuju ke arah gunung yang ada di seberang laut. Jalannya lumayan landai, tapi bagi saya yang bukan seorang pendaki gunung, jalan tersebut masih cukup creepy. Waktu tempuh untuk mencapai kaki gunung tidak terlalu lama. Mungkin hanya setengah jam.
Rute pulang menuju lokasi kapal bersandar |
Kita sempat salah ambil rute. Rute yang kita lalui ternyata jalur lama. Jadi banyak ranting-ranting dan pepohonan yang tumbang |
Gimana, tertarikkah kalian untuk mengunjungi Anak Krakatau? Once in a life time lhoo. Mumpung tinggi si gunung cuma 250 meteran. Coba kalau tingginya udah seperti gunung Gede & Gunung Pangrango? 😛😛😛 Hal itu sangat mungkin terjadi, mengingat gunung ini masuk kategori gunung merapi aktif yang selalu mengeluarkan material dari perut gunungnya. Semakin hari gunung ini semakin bertambah tinggi.
Trip kita sudah selesai??? Belum atuuuuuhhhh.. Ada satu lagi lokasi wisata yang masuk kedalam paket wisata kali ini, yaitu snorkeling di Lagoon Cabe. Lokasi snorkeling kali ini lumayan kece dari pada lokasi kemarin dan Lagoon Cabe ini sudah cukup terkenal, katanya. Memang sih, tanpa nyemplung pun ada banyak ika-ikan loncat-loncat ke atas air. Termasu school of fish, gerombolan ikan-ikan kecil. Jangan lupa bawa roti sebagai umpan. Tinggal taburi ke laut (sedikit-sedikit yaa, jangan bar-bar langsung nyemplungin roti kasur satu biji). Sayangnya saya gak sempat memfoto kondisi + ikan-ikan di Lagoon Cabe karena saya langsung nyemplung ke air. 😆 Tak kuasa kalau harus megang mirrorless lagi setelah basah-basahan. Nanti kalau udah punya gopro 💨 Mangga di gugling aja ya untuk foto-foto di Lagoon Cabe. Nyemplung juga gak begitu lama, karena saat snorkeling, tiba-tiba titajong kaki peserta trip lain. Kan sakit 😢
![]() |
Kalau Pahawang terkenal dengan Taman Nemo nya, kemarin di Lagoon Cabe saya nemu ikan Dory 😍😍 |
![]() |
Anemone laut nya centeus eimmm? |
Kurang lebih begitulah jalan-jalan ke gunung dan snorkeling hari ini. Setelah dari Lagoon Cabe, kita bertolak kembali ke Pulau Sebesi, yang artinya naik kapal lagi selama dua jam. Apesnyaaaa, kali ini angin benar-benar gak ada, cuma panas doang. Kita penghuni atap kapal lumayan istigfar terus-menerus karena terik matahari yang sangat menyengat (tanpa disertai angin) 😭😭😭 Pakaian renang dan sepatu yang basah pun langsung kering seketika ketika sampai di Sebesi.
🚤🚤🚤 Kembali ke Dermaga Canti
Setelah puas beristirahat + packing, pukul empat sore kami semua naik ke kapal lagi untuk kembali ke Canti yang memakan waktu kurang lebih 1-1.5 jam.
Perjalanan menuju Canti
Ada warga yang ikut menuju Canti 😂😂😂 ada pedagang es krim juga, entah fotonya kemana. Ke delete sepertinya 😋 |
🚐 🚐 🚐 🚐 🚐 Kembali ke Pelabuhan Bakauheni
Perjalanan Canti menuju Bakauheni sama seperti perjalanan Bakauheni menuju Canti, menggunakan angkot dan ditempuh selama 1 hingga 1.5 jam.
🚢 🚢 🚢 Kembali ke Pelabuhan Merak
Masih ingat kan tulisan saya di part 1, tiap kapal memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Jika kemarin fasilitas ekonominya benar-benar mencerminkan ekonomi banget, kali ini saat perjalanan pulang, alhamdulillah dapat kapal ferry yang fasilitasnya benar-benar nyaman. Mungkin seperti kapal pesiar. Kalian bisa memilih tempat seperti apa yang akan kalian tempati. Ada bunk kecil untuk tidur, ada meja kursi kafe, ada kursi seperti di bus, dan lainnya. Semuanya HARATIS alias gratis. Perjalanan Bakauheni menuju Merak kira-kira memakan waktu 2.5 hingga 3 jam dan tidak begitu terasa karena tempatnya yang nyaman 😀
![]() |
Kami memilih untuk beristirahat di kursi ini. Sangat nyaman, space nya juga cukup besar (apalagi saya memilih di depan) |
Sayonara! Hatur nuhun (terima kasih) sudah membaca postingan saya kali ini. Semoga bermanfaat.
Ayok jalan-jalan! 😍😍😍