Have you ever been in the situation where you really dont know what you are going to do? Ya. I'm on that kind of situation rite now. Keadaan yang sebenarnya tidak perlu terjadi bagi seorang sarjana baru dengan IPK 3,51 hanya dalam 9 semester (well, di jurusan saya, 9 semester itu waktu yang sangat cepat, believe it or not, karena dari 60 mahasiswa di kelas dik A, hanya 5 orang yang baru menyelesaikan studinya).
Saya menyebuut masa ini sebagai masa-masa reses saya yg kedua sebagai seorang manusia, dimana masa reses pertama dijalani pasca lulus dari SMA, saya tidak mengikuti program ini itu lagi karena 3 universitas negeri se Indonesia sudah ada digenggaman, prestasi yg lumayan untuk seorang anak yg tinggal di daerah seperti saya ini.
Masa reses itu dimana tuntas sudah kewajiban saya sebagai mahasiswa (bersidang dan membuat jurnal). Tanggal 21 Desember menjadi tanggal keramat dan dengan bangganya saya pulang ke kosan pukul tiga sore untuk menemui ayah ibu dengan membawa gelar sarjana pendidikan . dan di akhir januari saya benar-benar bebas dari kewajiban karena jurnal sudah diserahkan. dan di januari pula STL a.k.a surat tanda lulus ddapatkan, yg menjadi legitimasi bahwa saya adalah sarjana.
Sarjana, sudah... cari kerja dong? yeppppp... dari dulu kehidupan yg sangat hectic merupakn kehidupan saya sekali. Belasan email berisi cover letter dan cv di layangkan ke belasan perusahaan dan bank (bank? sarjana pend melamar ke bank? you'll know the answer soon). dapet jawabankah? dapet doong... most of them ... seminggu... dua minggu kemudian, kemana-mana selalu ada pulpen dan kertas dikantong saya, gunanya untuk mencatat alamat perusahaan yg memanggil saya untuk interview.
satu dua tiga empat perusahaan mulai menelepon,saya catat alamat dan berkata akan datang ke sesi interview, tapi tak satupun saya datangi.disatu sisi saya ingin bekerja disisi lain kedua orang tua ingin saya melanjutkan kuliah, di jurusan yang benar-benar sudah membuat saya muak pada saat itu, apalagi kalau bukan pendidikan bahasa inggris, dan ingin sekali rasanya bekerja diluar jalur jurusan saya, contohny bank. yess, here is the answer. ko bisa? muak tapi lulus tepat waktu dengan ipk yg lumayan? well untuk ini hanya Allah yg tahu.
Singkat kata, karena melihat ortu, terlebih ayah, yg ingin anaknya berpendidikan lebih tinggi lagi,berniatlah saya mengambil jurusan SBM ITB. sekolah bisnis management. mahiwal? iya. thats what I want. semua ienfo telah saya kumpulkan amd ready to register lah ceritanya.
Semua berkas sudah dipersiapkan, mentalpun sudah disiapkan untuk mengikuti test GMAT dan TOEFL, tapi, something came out from my mind.. Saya memang sedang merintis bisnis fashion, dengan menggunakn brand sendiri, tapi apa memang harus bersekolah bisnis untuk menjadi pebisnis? bagaimana dengan ilmu S1 saya? walaupun menjadi pendidik bukan saya banget. but I love learning grammar, oneday setelah tercebur masuk dalam jurusan ini, saya pernah bercita-cita untuk menjadi ahli grammar, atau mungkin seorang ahli statistik bahasa. semua yg pasti-pasti sepertinya, karena pada dasarnya saya merupakan anak IPA yg suka mata pelajaran yg pasti2. dan ayah ibupun pasti lebih bahagia dan meridoi. aamiin.
Daftar SPS UPI sudah, tinggal menanti tanggal tes yang masih satu setengah bulan lagi. mau ngapain aj? ngajar di bandung tapi sudah resign dari semua kerjaan, balik ke kampung halaman di Serang Banten would be great, tapi disana mau ngapain? melamar ngajar juga nanggug. mana ada institusi yg mau menerima partimer yg cuma satu sampai dua bulan saja. owrait. pulang ke banten tetap menjadi pilihan. walaupun bingung mau ngapain selain menanti tanggal tes. yaaaa.. hitung-hitung spend time bersama ibu ayah tecinta yg telah empat tahun saya tinggalkan (hha, maksudnya saya ke serang selama ini kan sebentar-sebentar aja karena jadwal kuliah ngajar dan aktivitas lain yang padat).
Sebenarnya telinga ini gatel mendengar pertanyaan orang orang tentang "sudah kerja dimana". banyak juga mendengar banyak rekan yang sudah lulus dan sekarang bekerja di perusahaan bonafit. ya namanya juga hidup, setiap orang punya pilihan, lagipula alhamdulillah untuk saat ini saya sudah merencanakan semuanya yg akan dilakukan. Yah dari awal februari sampai mei akhir ini full bersama orang tua. How lovely, I know , sooner I would be busy with my days, dan saya tidak pernah menyesal sempat merasakan sebagi seorang jobless, yg saya tahu, sebelum saya kembali sibui, saya masih bisa menyempatkan menikmati kebersamaan bersama ibu ayah tanpa dibebani deadline ini itu